GEOGRAFI
A. SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI
Bumi
merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta
tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih
dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan
gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu,
dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena
pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar
disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.
1. Struktur Bumi
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.
1. Struktur Bumi
Struktur
Lapisan Kulit Bumi (Litosfer) dan Pemanfaatannya
a. Pengertian
Litosfer
Litosfer
merupakan lapisan kulit, berasal dari kata litos yang artinya batu, sfeer atau
sphaira, yang berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai
lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti
dalam mempunyai jari-jari lebih kurang 1.300 km. Kulit bumi mempunyai ketebalan
yang tidak merata antara kulit bumi bagian dataran dan bagian bawah samudra, di
mana kulit bumi di bagian benua atau dataran lebih tebal daripada di bawah
samudra. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut sebagai
berikut.
Gambar
: lapisan – lapisan kulit bumi
b. Lapisan
– lapisan kulit litosfer
1. Barisfer,
terdiri atas bahan padat yang terbentuk dari lapisan nife (niccolum = nikel dan
ferrum = besi) dengan jari-jari ±3.470 km dan batas luar lebih kurang 2.900 km
di bawah permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan inti bumi, sehingga litosfer
dapat dikatakan sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk
bumi yang bulat.
2. Lapisan
pengantara (asthenosfer/mantle) adalah bahan cair yang bersuhu tinggi dan
pijar. Lapisan pengantara (asthernosfer/mantle) ini merupakan lapisan yang
terdapat tepat di atas lapisan nife dan mempunyai ketebalan lebih kurang 1.700
km, berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3.
3. Litosfer,
merupakan lapisan yang terdapat di atas lapisan pengantara, mempunyai ketebalan
kurang lebih 1.200 km, dengan berat jenis rata-rata 2,8 gr/cm3. Dua bagian
penyusun litosfer (kulit bumi) sebagai berikut.
a. Lapisan
Sial, mempunyai ketebalan rata-rata ± 35 km, merupakan lapisan kulit bumi yang
terbentuk dari logam silisium dan aluminium, dengan senyawanya yang berbentuk
SiO2 dan Al2O3. Selain itu, lapisan ini juga mengandung jenis-jenis batuan
metamorf, batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan lain yang terdapat di
daratan benua. Karena sifatnya yang padat dan kaku, lapisan sial disebut juga
lapisan kerak. Lapisan kerak ini terdiri atas dua bagian, yaitu kerak samudra
dan kerak benua.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
1. Kerak
samudra, kerak yang terdapat di samudra ini adalah benda padat yang terbentuk
dari endapan di dasar laut bagian atas, yang bagian bawahnya terdapat
batuan-batuan vulkanik. Lapisan paling bawahnya tersusun dari batuan beku
gabrodan peridotit.
2. Kerak
benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian
atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati
sebagaibenua.
b. Lapisan
Sima, adalah bahan yang bersifat elastis dengan ketebalan lebih kurang 65 km.
Lapisan ini tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial mempunyai berat jenis yang lebih kecil
daripada lapisan Sima. Hal ini disebabkan lapisan Sima mengandung besi dan
magnesium, yang mengandung mineral feromagnesium dan batuan basalt. Kulit bumi
mengandung berbagai macam batuan, yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu
batuan beku, batuan sedimen, dan metamorf.
![http://www.sman2-tsm.sch.id/wp-content/uploads/2009/10/gb0401.jpg](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg)
B.
BATUAN-BATUAN
PENYUSUN MUKA BUMI
1. Batuan Beku
Batuan
beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi
padat karena proses pendinginan. Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan,
batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg)
Gambar
: jenis-jenis batuan beku
a. Batuan
tubir/batu beku dalam
Batuan tubir hanya
terdiri dari kristal, terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal
yang besarbesar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh
batuan ini adalah granit.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Gambar : batu granit
a. Batuan
leleran/batu beku luar
Pembekuan batuan ini
terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat.
Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama sekali tidak menghasilkan kristal,
tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran
dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit.
Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung.
b. Batuan
korok/batu beku gang
Batuan korok merupakan
batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan
berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini
dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi juga ada yang tidak
mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Gambar: granit fosfir
2. Batuan Sedimen (Batuan Endapan)
Pelapukan
yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas.
Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian yang terangkut
ini akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini
lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan
batuan ini disebut dengan pembaruan.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.jpg)
Jika
ditinjau dari tempat terjadinya pengendapan, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, sebagai berikut.
a. Batuan
sedimen kontinental, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di
laut, misalnya, tanah los dan tanah gurun pasir.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.jpg)
Gambar : tanah los di pinggir pantai
b. Batuan
sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut,
misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur
merah.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.jpg)
Gambar : lumpur biru
c. Batuan
sedimen lakustre, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di
danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.jpg)
Ditinjau dari perantara
atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan.
a. Batuan
sedimen aquatis (aqua = air)
·
batu pasir,
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
·
konglomerat, merupakan batuan sedimen
yang berbentuk batubatu bulat yang berdekatan satu sama lain, dan
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.jpg)
Gambar : batu konglomerat
·
breksi, merupakan batuan sedimen yang
bersudut-sudut tajam yang berekatan satu sama lain.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
b. Batuan
sedimen glasial, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena lapukan batuan
beku yang diangkut oleh es, contohnya: moraine.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.jpg)
c. Batuan
sedimen aeris atau aeclis, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena
lapukan batuan beku yang diangkut oleh angin. Contohnya: tanah pasir di gurun,
tanah tuf, dan tanah los.
3. Batuan Metamorf (batu peralihan)
Batuan
metomorf dapat berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah
mengalami perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara
lain, sebagai berikut.
a. Tekanan
tinggi
Adanya endapan yang
tebal yang terdapat di bagian atasnya mengakibatkan tekanan yang tinggi pada
batuan. Misalnya: batu pasir dari pasir.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image029.jpg)
b. Suhu
tinggi
Suhu tinggi berasal
dari magma. Batuan ini berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosis ini
disebut metamorfosis kontak. Misalnya: antrasit dari batu bara dan manner dari
batu kapur.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image031.jpg)
c. Tekanan
dan suhu tinggi
Pada waktu proses
pembentukan pegunungan terjadi tekanan dan suhu tinggi karena peristiwa
pelipatan dan pergeseran. Proses dan perubahan ini disebut metamorfosis dinamo.
Contohnya: batu chist dan shale
C.
PERGERAKAN
BENUA-BENUA YANG ADA DI DUNIA DISEBABKAN OLEH ARUS KONVEKSI
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan teori Pangea? Teori Pangea adalah sebuah teori yang
menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam
satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri
dari 5 buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui
pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori
selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka
bertemu lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli
bahwa pangea memilik karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image035.jpg)
Gambar
: pergerakan benua
Teori
Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman .Pada
Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die
Kontinente und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu
waktu membentuk satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke
lokasi sekarang. Jadi benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung
yang bergerak karena adanya pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini (koneksi). Pangea mulai memecahkan diri
nya menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk
daratan belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika,
Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan
belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman
dinosaurus).
Sedangkan
pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa yang
kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan
daratan yang menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan
benua) yang menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India,
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image037.jpg)
Gambar
: benua 250 juta tahun yang lalu
Australia
dan Antartika.Pertanyaan nya sekarang adalah, bila kerak kulit bumi ini terus
bergerak sampai hari ini, maka berapa kecepatan nya? oke, jadi begini, benua
yang kita diami sekarang ini bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan
oleh kita yang berdiri diatasnya), pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap
tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan lebih lambat dari pertumbuhan kuku
jari tangan kita pertahun nya. Dan dengan ini jelas dibutuhkan ber juta juta
tahun bagi daratan benua itu untuk bergerak berjauhan dan membentuk benua yang
ada sekarang.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image039.jpg)
Gambar
:benua 50 juta tahun yang lalu
Dan
tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah "bertumbukan"
dan proses nya telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika
telah bertumbukan dengan daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua
kota di bagian Mediteranian merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu
telah tercatat pergerakan nya dalam 40 juta tahun terakhir (menurut data
geologist). Tanda tanda lain pergerakan tersebut adalah Gunung Alpen Swiss dan
pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga menyebabkan gempa bumi
yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki. begitu pula Australia
yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan pergerakan lempeng bumi
tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara hingga membentur
Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image041.jpg)
Awal
terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah
perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan
terbentuk 180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara
barat laut Afrika dan Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara
Afrika dan Antartika. Jadi sangat dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka
bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi "pangea"
selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan hal tersebut.
Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti
sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image043.jpg)
Selain
membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka
saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik
vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin
api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang
pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia,
kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru
MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI
Sebagai akibat dari
tenaga eksogen dan endogen, maka terbentuklah perbedaan ketinggian permukaan
bumi, yang dikenal dengan sebutan relief. Relier permukaan bumi terdiri atas
dua macam, yaitu :
a. Relief
daratan,
terdiri atas :
- Gunung,
yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan
adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image045.jpg)
Gambar
: gunung
- Lembah,
yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari tempat sekitarnya dan berda di
bawah kaki gunung.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image047.jpg)
Gambar
: lembah
- Pegunungan,
yaitu rangkaian beberapa gunung, bentuknya memanjang. Contohnya pegunungan
bukit barisan di pulau sumatera.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image049.jpg)
Gambar
: pegunungan
- Bukit,
yaitu sejenis pegunungan yang tingginya antara 200 sampai 300 meter. Bukit
yang berkelompok disebut perbukitan.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image051.jpg)
Gambar
: bukit
- Pematang,
yaitu suatu perbukitan atau pegunungan yang puncaknya berderet apabila
didaki dari puncak yang satu ke puncakyang lain tidak perlu sampai ke
kakinya.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image053.jpg)
Gambar
: pematang
- Cekungan,
yaitu bentuk muka bumi yang cekung yang umumnya dikelilingi oleh gunung atau
pegnungan.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image054.jpg)
Gambar
: cekungan
- Lereng,
yaitu suatu medan atau daerah permukaan tanah yang letaknya miring, tidak
horizontal dan tidak vertikal.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image056.jpg)
Gambar
: lereng
- Plato atau Plateau, bentuk
permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative
rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan
Plato Madi di Kalimantan.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image058.jpg)
Gambar
: Plato Dieng di Jawa Tengah
- Dataran Rendah,
yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari
permukaan laut.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image060.jpg)
Gambar
: datran renda perkotan
- Dataran Tinggi,
yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dan
berciri sejuk.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image062.jpg)
Gambar
: dataran tinggi
- Depresi, adalah
bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang
memanjang disebut slenk,
sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image063.jpg)
Gambar
: slenk dan horst
- Ngarai (Canyon),
yaitu lembah yang dalam dan sempit dengan lereng yang curam, misalnya
ngarai sianok di Sumatera Barat.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image064.jpg)
Gambar
: ngarai sianok di Sumatera Barat
- Pantai,
adalah bagian dari darat yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah
garis batas antara laut dan darat. Tepi pasir atau pesisir adalah bagian
dari darat yang tergenang air ketika pasang naik dan kering ketika surut.
Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image065.jpg)
Gambar
: pantai
Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk muka
bumi sebagai berikut :
a. Teluk,
yaitu laut yang menjorok ke daratan.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.jpg)
Gambar : teluk
b. Tanjung
atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang
sangat panjang dinamakan jazirah atau semenanjung.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image067.jpg)
Gambar : tanjung
c. Delta,
tanah endapan di muara sungai.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image068.jpg)
d. Gosong,
pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut
surut disebut gosong (gosong pasir).
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image069.jpg)
Gambar : gosong pasir
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image070.jpg)
b. Relief Dasar
Laut, terdiri atas :
- Palung Laut (trog),
yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada di dasar laut. Contoh :
PalungMindano di Filipina.
- Lubuk Laut (basin atau bekken),
merupakan celah yang sangat dalam di dasar laut dan bentuknya agak bulat.
Terjadi karena tenaga tektonik, sehingga dasar laut turun. Contoh : lubuk
laut sulu di Sulawesi.
- Punggung Laut,
merupakan bukit yang terdapat di dasar laut dan sebagian yang ada di atas
permukaan air laut merupakan pulau. Contoh : punggung laut siboga,
Snellius, obi, dammar, nila, dan seram.
- Ambang Laut (drempel),
yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan
lain, contoh : ambang laut Sulawesi.
- Gunung Laut,
yaitu gunung yang muncul dari dasar laut, contoh : gunung Krakatau.
- Shelf (laut dangkal/paparan),
yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 m. contohnya :
paparan sahul, paparan sunda.
- Laut Dalam,
yaitu laut yang kedalamannya lebih dari 200 m, misalnya laut banda.
- Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu),
adalah dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.
1.
TENAGA
MENGUBAH BENTU PERMUKAAN BUMI
Tenaga yang
mengubah bentuk permukaan bumi terdiri atas tenaga endogen dan eksogen.
a. Tenaga
Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga pengubah
muka Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga endogen merupakan kekuatan yang
mendorong terjadinya pergerakan kerak Bumi. Pergerakan ini disebut
diastropisme.
Diastropisme :
gaya dari listofer yang menyebabkan proses terbentuknya pegunungan. Gerakan
tenaga diastropisme dibedakan menjadi 2: Gerakan epirogenetik & Gerakan
orogenetik.
1. Gerakan
Epirogenetik
Gerak inilah yang
membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan sehingga kadang
tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat
dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan menjadi
epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya
kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan
mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan
permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang
berteras karena mengalami kenaikan atau pengangkatan berulang kali.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image071.jpg)
Gambar : gerak
Epirogenesa negatif
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image072.jpg)
Gambar : gerak
Epirogenesa positif
2. Gerakan
Orogenetik
Gerakan ini merupakan
gerakan pembentuk pegunungan lipatan maupun patahan. Terjadi dalam waktu yang
relatif lebih singkat dan daerah yang lebih sempit. Gerak ini secara umum
membentuk lipatan dan patahan.
Proses orogenetik
menyebabkan terjadinya pegunungan lipatan dengan sinklinal (lembah lipatan) & antiklinal
(puncak lipatan). Proses orogenetik menghasilkan pegunungan patahan dengan
horst & sleknya.\
a.
Lipatan
Lipatan
yaitu permukaan bumi yang bergelombang disebabkan tenaga endogen yang arah
& tekanannya mendatar atau horizontal.
Macam-macam
lipatan :
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image074.jpg)
Keterangan:
a. lipatan
tegak
b. lipatan
miring
c. lipatan
rebah
d. lipatan
menggantung
e. lipatan
isoklin
f. lipatan
kelopak
Pada
awalnya, tekanan membentuk lipatan tegak.Setelah lipatan tegak
terbentuk,ternyata tekanan tersebut terus bekerja,sehingga lipatan tegak
menjadi lipatan miring.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image075.gif)
Gambar
: lipatan
Jika lipatan tersebut terus menerus mendesak,
maka akan terbentuk lipatan menggantung. Jika lipatan menggantung mendapat
tekanan terus menerus secara horizontal maka terbentuk lipatan isoklinal.
Jika tekanan terus berlangsung akan terbentuk lipatan rebah,
& akhirnya akan terbentuk lipatan sesar sungkup.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image077.jpg)
Gambar
: pegunungan lipatan
b.
Patahan
Patahan
adalah retakan atau zona retakan antara dua bongkahan batuan. Keberadaan
patahan ini menjadikan kedua blok batuan bisa bergerak satu sama lain
Tenaga
endogen yang menekan lapisan kulit bumi secara vertikal & horizontal
bisa menyebabkan lapisan kulit bumi tersebut menjadi retak & patah.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image078.gif)
Gambar
: patahan
·
Bidang yg patah atau retak : Patahan
·
Bidang yg sudah mengalami pergeseran
atau gerakan : fault atau sesar.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image079.jpg)
Gambar : jenis-jenis patahan
Bedasarkan arah gerakan atau pergeseran,
patahan/sesar ada beberapa, yaitu:
1. Sesar
Naik
Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau
gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke atas.Sesar naik dibedakan menjadi
2 yaitu : sesar naik yg sebenarnya & sesar naik biasa.
2. Sesar
Turun
Sesar turun adalah gejala
pergeseran atau gerakan sesar yg atap sesarnya bergerak turun terhadap alas
sesarnya sesar turun dibagi 2 yaitu : sesar turun yg sebenarnya & sesar
turun biasa
3. Sesar
Mendatar
Sesar Mendatar adalah sesar yang arah
gerakan atau pergeserannya horizontal meskipun masih ada sedikit gerak
vertikal.
4. Horst
Horst adalah bagian dari patahan yg
meninggi atau muncul lebih tinggi dari daerah sekitarnya, berbentuk
memanjang.Contoh horst adalah Horst Vogesen.
5. Graben
Graben adalah sebuah jalur batuan yg
terletak diantara dua bidang yang lebih tinggi,bidang sesarnya sempit,hampir
sejajar, dan memanjang. Graben juga disebut dg slenk atau terban.
6. Step
Faulting
Step Faulting adalah seperangkat gejala
besar turun dengan arah lemparan yg sama seperti anak tangga, maka juga sesar
bentuk tangga,contohnya : jalur batuagung yg memanjang dari Kab.Gunungkidul
hingga Kab.Bantul, Yogyakarta.
a.
Jenis-jenis Patahan yang
Mengakibatkan Gempa
Patahan
adalah retakan atau zona retakan antara dua bongkahan batuan. Keberadaan
patahan ini menjadikan kedua blok batuan bisa bergerak satu sama lain. Gerakan
batuan ini bisa begitu cepat, yaitu dalam bentuk gempa. Gerakannya bisa juga
sangat lambat yang disebut gerakan ‘rangkak’ (creep). Panjang patahan-patahan
ini bisa dalam rentang milimeter hingga ribuan kilometer. Dalam waktu geologis,
banyak patahan menghasilkan gerakan perpindahan yang berulang-ulang.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image081.jpg)
Gambar : patahan san andreas, USA
Pada
sebuah gempa, batuan pada salah satu sisi patahan tergelincir dengan tiba-tiba
pada bongkahan batuan lainnya. Permukaan patahan dapat berupa bidang
horisontal, vertikal, atau memiliki sudut tidak teratur di antara kedua
bongkahan.
Sudut
patahan terhadap permukaan (disebut sebagai dip) dan arah geliciran sepanjang
patahan dipakai geologist untuk membedakan jenis-jenis patahan. Patahan yang
bergerak di sepanjang arah bidang dip disebut sebagai patahan dip-slip. Patahan
ini dapat dibagi dalam dua jenis: normal (sesar turun) dan reverse (sesar
naik) tergantung dari gerakannya. Patahan yang bergerak horisontal disebut
sebagai patahan strike-slip (sesar geser) dan dapat dibagi ataus atas dua
jenis: right-lateral (sesar laterall kanan) atau left-lateral (sesar lateral
kiri). Patahan yang bergerak di sepanjang arah dip dan juga bergerak horisontal
disebut patahan oblique-slip (sesar miring).\
1.
Patahan normal
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.gif)
Patahan
normal adalah patahan dip-slip dimana bongkahan batuan yang ada di bagian atas
tergelincir ke arah bawah relatif terhadap bongkahan batuan di bawahnya. Tipe
ini terdapat di sepanjang sistem bubungan lautan dan akibat tarikan yang
terjadi pada mantel bumi.
2.
Patahan reverse
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image083.gif)
Patahan
reerse adalah patahan dip-slip dimana bongkahan paling atas di atas bidang
patahan bergerak naik di atas bongkahan di bawahnya. Patahan jenis ini biasanya
terjadi di daerah tertekan, yakni di daerah pertemuan lempeng yang salah satu
lempeng ditujam oleh lempeng lainnya. Subduksi Sumatera dan Jepang merupakan
patahan reverse. Jika sudut dip sangat landai, patahan reverse ini sering
disebut sebagai patahan thrust.
3.
Patahan strike-strip (sesar geser)
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image084.jpg)
Patahan
strike-strip adalah patahan dimana kedua bongkahan batuan bergeser satu sama
lain dalam arah horisontal. Patahan tipe ini dibagi menjadi patahan
right-lateral atau left-lateral tergantung arah dari gerakan dari bongkahan
pada sisi yang lebih jauh dari titik padangan jika seseorang melihat gerakannya
dari sisi lainnya. Patahan besar Sumatera yang membelah Pulau Sumatera
merupakan patahan strike slip (sesar geser).
4.
Patahan Oblique (Patahan/sesar miring)
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image085.gif)
Patahan oblique adalah patahan yang
bergerak di sepanjang arah dip dan juga bergerak horisontal.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image087.jpg)
Gambar
:patahan besar sumatra (patahan semako)
b.
Tenaga eksogen
Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi.
Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang
sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk
muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme
yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi.
Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis
oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di
permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme
atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan,
kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser
atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan,
ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan
hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh
lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut
menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh
air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan
menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan
sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara
umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
·
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan
angin.
·
Air yaitu bisa berupa aliran air,
siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
·
Organisme yaitu berupa jasad renik,
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan
bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan,
pengikisan
(erosi) dan pengendapan.
1. Pelapukan
Pelapukan
adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih
kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat
dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran,
berupa:
·
Sinar matahari
·
Ai
·
Gletser
·
reaksi kimiawi
·
kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pelapukan
di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur daridaerah tersebut.
Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangatdominan, tebal
pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerahsub tropis pelapukannya
hanya beberapa meter saja
Menurut
proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image088.jpg)
·
pelapukan fiik atau mekanis
·
pelapukan organis
·
pelapukan kimiawi
·
Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik
(fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya.
![gb0417](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image089.jpg)
Proses ini disebabkan oleh sinar matahari,
perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab
terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
2. Adanya
perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah
yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada
siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau
panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
3. Adapun
pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan
mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan
menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim
sedang dengan pembekuan hebat.
4. Berubahnya
air garam menjadi kristal.
5. Jika
air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan
mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
·
Pelapukan organik
Penyebabnya adalah
proses organisme yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang yang dapat
melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang
daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image090.gif)
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image091.jpg)
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan
ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu
berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah
disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh
akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan
sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam
pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
·
Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu
batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan
kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini
berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image093.jpg)
Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam
arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini
merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan
yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia
banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan
kimiawi.
Gejala
atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a.
Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang
berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena
runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian
selatan, yaitu di pegunungan seribu.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image094.jpg)
b.
Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat
celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau
lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan
terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image096.jpg)
c.
Stalaktit dan Stalakmit
adalah kerucut kerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk
dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua.
Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa
Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image098.jpg)
2. Erosi
Erosi
seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan
erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang
bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi
dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang
laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi
gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
a.
Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi yang
di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan
sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah
genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya
erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang
dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
·
Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang
mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan
tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
b.
Erosi percik, yaitu
proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
c.
Erosi lembar, yaitu
proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang.
Pengkikisan lembar ditandai oleh :
·
warna air yang mengalir berwarna coklat
·
warna air yang terkikis menjadi lebih
pucat
·
kesuburan tanah berkurang
d.
Erosi alur, adalah
lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada
tanah sebsgai tempat mengalirnya air
e.
Erosi parit, adalah
terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi
parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat
ini tanah sudah rusak.
·
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
a. Pengkikisan
oleh air dapat mengakibatkan :
·
Tebing sungai semakin dalam
·
Lembah semakin curam
·
Pembentukan gua
b. Pengikisan
oleh air laut (abrasi)
Erosi
oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang
Terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang
diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch
(takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang),
tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di
pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan
semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua.
Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh
dan membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung
adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke
arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara
batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan
mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya,
pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan
pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.
c. Akibat
Abrasi
Abrasi adalah
proses pengikisan pantai oleh
tenaga gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan
alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami,
namun manusia sering
disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah
terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove
Abrasi
biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding
pantai yang curam
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image099.jpg)
2. Relung
( lekukan pada dinding tebing)
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image100.jpg)
3. Gua
pantai
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image101.jpg)
4. Batu
layar
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image103.jpg)
5. Cliff
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image104.jpg)
A. EROSI
OLEH ANGIN (korasi)
Erosi
oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang
yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel
halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya
bukit-bukit pasir di gurun atau pantai. Pengikisan oleh angin ( erosi angin
biasanya terjadi di gurun ) dapat mengakibatkan :
a. Batu
jamur
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image105.jpg)
b. Ngarai
Ngarai atau
disebut sebagai canyon dalam bahasa Inggris
Amerika atau cañon dari bahasa Spanyol,
adalah sebuah lembah dalam bersisi terjal yang terbentuk akibat erosi air
sungai.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image107.jpg)
1.
Erosi
oleh es/gletser
Erosi
oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di
daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim.
Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah.
Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat
erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok
kelok.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image108.jpg)
2.
Erosi
Akibat Gaya Berat
Batuan
atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang
disebabkan oleh gaya berat .Erosi ini akan berlangsung sangat cepat
sehingga dapat menimbulkan bencana longsor.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image110.jpg)
3. Sedimentasi
( pengendapan )
Sedimentasi
adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga
air atau angin .
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image112.jpg)
Proses
sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
Pengendapan
air ( akuatik)
a)
Meander
Meander
merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian
hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image113.jpg)
Akibatnya
sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah
dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian
tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk
meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi
luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan
bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal
itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
Meander
biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisandan Pengendapan
terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yangterjadi secara terus
menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran
sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b)
Delta
Pada
saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan
aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh air
sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan –
lapisan sedimen.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image114.jpg)
Akhirnya
lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang
mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa
syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk
laut atau danau. Kedua, arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai
Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c)
Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi
banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan
yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image116.jpg)
Akibatnya,
terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus
(kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi
dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul
alam.
Pengendapan
air laut ( sedimen marine)
Seluruh
permukaan dasar lautan ditutupi oleh partikel-partikel sedimen yang telah
diendapkan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-juta tahun.
![](file:///C:/Users/DEDIAS~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image117.jpg)
Sedimen terutama terdiri dari
partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan
potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka-rangka dari organisme.
Semakin dalam laut sedimen akan lebih halus, sedangkan pantai-pantai ditutupi
oleh jenis partikel yang lebih besar yang terdiri dari sedimen kasar.
a)
Slip dan Tombolo
Batuan
hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air
laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alamhasil pengendapan oleh air laut,
Antara lain pesisir, spit, tombolo, danpenghalang pantai.Pesisir merupakan
wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir.
Ukuran dan komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada
perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut
material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjad perubahan arah, maka arus
pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika
material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian
lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi
material itu Disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin
panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai
(barrier beach).
Apabila
di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan
daratan, sehingga membentuk tombolo.
c. Pengendapan
Angin (sedimen aeolis)
Sedimen
hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan
oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di
daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir
yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan
Pasir di sua tu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang
disebut gumuk pasir.
d.
Pengendapan oleh gletser
Sedimen
hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil
Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi
U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur
menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan
mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk
U.
Dampak
positif tenaga eksogen antara lain:
1.
Memunculkan habitat.
2.
Memperluas daratan di bumi.
3.
Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
Meskipun
begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa merugikan
manusia. Dampak negatif tersebut antara lain:
1. Kesuburan
tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2. Hasil-hasil
erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan
pendangkalan dasar sungai.
3. Abrasi
dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
c. Teori Pengapungan
Benua (Continental Drift Theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
d. Teori Konveksi
(Convection Theory)
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
e. Teori Lempeng
Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng- lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Konvergensi, yaitu
gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng
tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Zona atau tempat terjadinya
tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona konvergen.
Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang
menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan
pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest.
Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan
terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction
zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra
Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes.
- Divergensi, yaitu
gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa
jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen
(zona sebar pisah).
- Sesar
Mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan
(berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng
Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan
terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih
1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika
Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik
disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).