Rabu, 26 September 2012

demografi


GEOGRAFI

A.   SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI

Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.

1. Struktur Bumi
Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer) dan Pemanfaatannya
a.       Pengertian Litosfer
Litosfer merupakan lapisan kulit, berasal dari kata litos yang artinya batu, sfeer atau sphaira, yang berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti dalam mempunyai jari-jari lebih kurang 1.300 km. Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara kulit bumi bagian dataran dan bagian bawah samudra, di mana kulit bumi di bagian benua atau dataran lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut.
76
Gambar : lapisan – lapisan kulit bumi
b.      Lapisan – lapisan kulit litosfer
1.      Barisfer, terdiri atas bahan padat yang terbentuk dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi) dengan jari-jari ±3.470 km dan batas luar lebih kurang 2.900 km di bawah permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan inti bumi, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat.
2.      Lapisan pengantara (asthenosfer/mantle) adalah bahan cair yang bersuhu tinggi dan pijar. Lapisan pengantara (asthernosfer/mantle) ini merupakan lapisan yang terdapat tepat di atas lapisan nife dan mempunyai ketebalan lebih kurang 1.700 km, berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3.
3.      Litosfer, merupakan lapisan yang terdapat di atas lapisan pengantara, mempunyai ketebalan kurang lebih 1.200 km, dengan berat jenis rata-rata 2,8 gr/cm3. Dua bagian penyusun litosfer (kulit bumi) sebagai berikut.
a.       Lapisan Sial, mempunyai ketebalan rata-rata ± 35 km, merupakan lapisan kulit bumi yang terbentuk dari logam silisium dan aluminium, dengan senyawanya yang berbentuk SiO2 dan Al2O3. Selain itu, lapisan ini juga mengandung jenis-jenis batuan metamorf, batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Karena sifatnya yang padat dan kaku, lapisan sial disebut juga lapisan kerak. Lapisan kerak ini terdiri atas dua bagian, yaitu kerak samudra dan kerak benua.
1.      Kerak samudra, kerak yang terdapat di samudra ini adalah benda padat yang terbentuk dari endapan di dasar laut bagian atas, yang bagian bawahnya terdapat batuan-batuan vulkanik. Lapisan paling bawahnya tersusun dari batuan beku gabrodan peridotit.
2.      Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagaibenua.
b.      Lapisan Sima, adalah bahan yang bersifat elastis dengan ketebalan lebih kurang 65 km. Lapisan ini tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial mempunyai berat jenis yang lebih kecil daripada lapisan Sima. Hal ini disebabkan lapisan Sima mengandung besi dan magnesium, yang mengandung mineral feromagnesium dan batuan basalt. Kulit bumi mengandung berbagai macam batuan, yang dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan metamorf.
http://www.sman2-tsm.sch.id/wp-content/uploads/2009/10/gb0401.jpg
B.    BATUAN-BATUAN PENYUSUN MUKA BUMI
1.      Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut.
Gambar : jenis-jenis batuan beku

a.       Batuan tubir/batu beku dalam
Batuan tubir hanya terdiri dari kristal, terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besarbesar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh batuan ini adalah granit.
Gambar : batu granit

a.       Batuan leleran/batu beku luar
Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat. Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung.
contoh+batuan+beku
b.      Batuan korok/batu beku gang
Batuan korok merupakan batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi juga ada yang tidak mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.
Gambar: granit fosfir

2.      Batuan Sedimen (Batuan Endapan)
Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian yang terangkut ini akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan.
Jika ditinjau dari tempat terjadinya pengendapan, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, sebagai berikut.
a.       Batuan sedimen kontinental, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut, misalnya, tanah los dan tanah gurun pasir.
Gambar : tanah los di pinggir pantai
b.      Batuan sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut, misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.
Gambar : lumpur biru
c.       Batuan sedimen lakustre, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.
Gambar : tanah liat
Ditinjau dari perantara atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan.
a.       Batuan sedimen aquatis (aqua = air)
·         batu pasir,
Gambar : batu pasir
·         konglomerat, merupakan batuan sedimen yang berbentuk batubatu bulat yang berdekatan satu sama lain, dan
Gambar : batu konglomerat
·         breksi, merupakan batuan sedimen yang bersudut-sudut tajam yang berekatan satu sama lain.
Gambar :  batu breksi
b.      Batuan sedimen glasial, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena lapukan batuan beku yang diangkut oleh es, contohnya: moraine.
Gambar: moraine
c.       Batuan sedimen aeris atau aeclis, merupakan batuan sedimen yang terbentuk karena lapukan batuan beku yang diangkut oleh angin. Contohnya: tanah pasir di gurun, tanah tuf, dan tanah los.
batuan+sedimen

3.      Batuan Metamorf (batu peralihan)
Batuan metomorf dapat berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain, sebagai berikut.
a.       Tekanan tinggi
Adanya endapan yang tebal yang terdapat di bagian atasnya mengakibatkan tekanan yang tinggi pada batuan. Misalnya: batu pasir dari pasir.
Gambar : batu pasir
b.      Suhu tinggi
Suhu tinggi berasal dari magma. Batuan ini berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak. Misalnya: antrasit dari batu bara dan manner dari batu kapur.
Gambar : batu marmer
c.       Tekanan dan suhu tinggi
Pada waktu proses pembentukan pegunungan terjadi tekanan dan suhu tinggi karena peristiwa pelipatan dan pergeseran. Proses dan perubahan ini disebut metamorfosis dinamo. Contohnya: batu chist dan shale
 batuan+metamorf

C.   PERGERAKAN BENUA-BENUA YANG ADA DI DUNIA DISEBABKAN OLEH ARUS KONVEKSI
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori Pangea? Teori Pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5 buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.
Gambar : pergerakan benua
Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman .Pada Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang. Jadi benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini (koneksi). Pangea mulai memecahkan diri nya menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).
Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India,
Gambar : benua 250 juta tahun yang lalu
Australia dan Antartika.Pertanyaan nya sekarang adalah, bila kerak kulit bumi ini terus bergerak sampai hari ini, maka berapa kecepatan nya? oke, jadi begini, benua yang kita diami sekarang ini bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita yang berdiri diatasnya), pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya. Dan dengan ini jelas dibutuhkan ber juta juta tahun bagi daratan benua itu untuk bergerak berjauhan dan membentuk benua yang ada sekarang.
Gambar :benua 50 juta tahun yang lalu
Dan tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah "bertumbukan" dan proses nya telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika telah bertumbukan dengan daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua kota di bagian Mediteranian merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu telah tercatat pergerakan nya dalam 40 juta tahun terakhir (menurut data geologist). Tanda tanda lain pergerakan tersebut adalah Gunung Alpen Swiss dan pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga menyebabkan gempa bumi yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki. begitu pula Australia yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan pergerakan lempeng bumi tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara hingga membentur Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.
Awal terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi "pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).
Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru


MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI
Sebagai akibat dari tenaga eksogen dan endogen, maka terbentuklah perbedaan ketinggian permukaan bumi, yang dikenal dengan sebutan relief. Relier permukaan bumi terdiri atas dua macam, yaitu :
a. Relief daratan, terdiri atas :
  1. Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
Gambar : gunung
  1. Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari tempat sekitarnya dan berda di bawah kaki gunung.
Gambar : lembah
  1. Pegunungan, yaitu rangkaian beberapa gunung, bentuknya memanjang. Contohnya pegunungan bukit barisan di pulau sumatera.
Gambar : pegunungan
  1. Bukit, yaitu sejenis pegunungan yang tingginya antara 200 sampai 300 meter. Bukit yang berkelompok disebut perbukitan.
Gambar : bukit
  1. Pematang, yaitu suatu perbukitan atau pegunungan yang puncaknya berderet apabila didaki dari puncak yang satu ke puncakyang lain tidak perlu sampai ke kakinya.
Gambar : pematang
  1. Cekungan, yaitu bentuk muka bumi yang cekung yang umumnya dikelilingi oleh gunung atau pegnungan.
Gambar : cekungan
  1. Lereng, yaitu suatu medan atau daerah permukaan tanah yang letaknya miring, tidak horizontal dan tidak vertikal.
Gambar : lereng
  1. Plato atau Plateau, bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan Plato Madi di Kalimantan.
Gambar : Plato Dieng di Jawa Tengah
  1. Dataran Rendah, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari permukaan laut.
Gambar : datran renda perkotan
  1. Dataran Tinggi, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dan berciri sejuk.
Gambar : dataran tinggi
  1. Depresi, adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.
Gambar : slenk dan horst
  1. Ngarai (Canyon), yaitu lembah yang dalam dan sempit dengan lereng yang curam, misalnya ngarai sianok di Sumatera Barat.
Gambar : ngarai sianok di Sumatera Barat
  1. Pantai, adalah bagian dari darat yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas antara laut dan darat. Tepi pasir atau pesisir adalah bagian dari darat yang tergenang air ketika pasang naik dan kering ketika surut. Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai.
Gambar : pantai

 Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut :
a.       Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan.
Gambar : teluk
b.      Tanjung atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau semenanjung.
Gambar : tanjung
c.       Delta, tanah endapan di muara sungai.
d.      Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut surut disebut gosong (gosong pasir).
Gambar : gosong pasir
b. Relief Dasar Laut, terdiri atas :
  1. Palung Laut (trog), yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada di dasar laut. Contoh : PalungMindano di Filipina.
  2. Lubuk Laut (basin atau bekken), merupakan celah yang sangat dalam di dasar laut dan bentuknya agak bulat. Terjadi karena tenaga tektonik, sehingga dasar laut turun. Contoh : lubuk laut sulu di Sulawesi.
  3. Punggung Laut, merupakan bukit yang terdapat di dasar laut dan sebagian yang ada di atas permukaan air laut merupakan pulau. Contoh : punggung laut siboga, Snellius, obi, dammar, nila, dan seram.
  4. Ambang Laut (drempel), yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan lain, contoh : ambang laut Sulawesi.
  5. Gunung Laut, yaitu gunung yang muncul dari dasar laut, contoh : gunung Krakatau.
  6. Shelf (laut dangkal/paparan), yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 m. contohnya : paparan sahul, paparan sunda.
  7. Laut Dalam, yaitu laut yang kedalamannya lebih dari 200 m, misalnya laut banda.
  8. Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu), adalah dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.


1.        TENAGA MENGUBAH BENTU PERMUKAAN BUMI
Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri atas tenaga endogen dan eksogen.
a.       Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga pengubah muka Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak Bumi. Pergerakan ini disebut diastropisme.
Diastropisme : gaya dari listofer yang menyebabkan proses terbentuknya pegunungan. Gerakan tenaga diastropisme dibedakan menjadi 2: Gerakan epirogenetik & Gerakan orogenetik.

1.      Gerakan Epirogenetik
Gerak inilah yang membentuk benua. Gerakan ini berlangsung dengan sangat pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan ini dibedakan menjadi epirogenesa positif dan negatif. Epirogenesa positif ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah ke daratan karena daratan mengalami penurunan. Sementara itu, epirogenesa negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya adalah pantai yang berteras karena mengalami kenaikan atau pengangkatan berulang kali.
Gambar : gerak Epirogenesa negatif
Gambar : gerak Epirogenesa positif
2.      Gerakan Orogenetik
Gerakan ini merupakan gerakan pembentuk pegunungan lipatan maupun patahan. Terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat dan daerah yang lebih sempit. Gerak ini secara umum membentuk lipatan dan patahan.
Proses orogenetik menyebabkan terjadinya pegunungan lipatan dengan sinklinal (lembah lipatan) antiklinal (puncak lipatan). Proses orogenetik menghasilkan pegunungan patahan dengan horst & sleknya.\


a.       Lipatan
Lipatan yaitu permukaan bumi yang bergelombang disebabkan tenaga endogen yang arah & tekanannya mendatar atau horizontal.
Macam-macam lipatan :


Keterangan:
a.       lipatan tegak
b.      lipatan miring
c.       lipatan rebah
d.      lipatan menggantung
e.       lipatan isoklin
f.       lipatan kelopak

Pada awalnya, tekanan membentuk lipatan tegak.Setelah lipatan tegak terbentuk,ternyata tekanan tersebut terus bekerja,sehingga lipatan tegak menjadi lipatan miring.
Gambar : lipatan
 Jika lipatan tersebut terus menerus mendesak, maka akan terbentuk lipatan menggantung. Jika lipatan menggantung mendapat tekanan terus menerus secara horizontal maka terbentuk lipatan isoklinal. Jika    tekanan terus berlangsung akan terbentuk lipatan rebah, & akhirnya akan terbentuk lipatan sesar sungkup.
Gambar : pegunungan lipatan



b.      Patahan
Patahan adalah retakan atau zona retakan antara dua bongkahan batuan. Keberadaan patahan ini menjadikan kedua blok batuan bisa bergerak satu sama lain
Tenaga endogen yang menekan lapisan kulit bumi  secara vertikal & horizontal bisa menyebabkan lapisan kulit bumi tersebut menjadi retak & patah.
Gambar : patahan
·                    Bidang yg patah atau retak : Patahan
·                     Bidang yg sudah mengalami pergeseran atau gerakan : fault atau sesar.
Gambar : jenis-jenis patahan
Bedasarkan arah gerakan atau pergeseran, patahan/sesar ada beberapa, yaitu:
1.      Sesar Naik
Sesar naik yaitu gejala pergeseran atau gerakan sesar yang atap sesarnya bergerak ke atas.Sesar naik dibedakan menjadi 2 yaitu : sesar naik  yg sebenarnya & sesar naik biasa.
2.      Sesar Turun
Sesar  turun adalah gejala pergeseran atau gerakan sesar yg atap sesarnya bergerak turun terhadap alas sesarnya sesar turun dibagi 2 yaitu : sesar turun yg sebenarnya & sesar turun biasa
3.      Sesar Mendatar
Sesar Mendatar adalah sesar yang arah gerakan atau pergeserannya horizontal meskipun masih ada sedikit gerak vertikal.
4.      Horst
Horst adalah bagian dari patahan yg meninggi atau muncul lebih tinggi dari daerah sekitarnya, berbentuk memanjang.Contoh horst adalah Horst Vogesen.
5.      Graben
Graben adalah sebuah jalur batuan yg terletak diantara dua bidang yang lebih tinggi,bidang sesarnya sempit,hampir sejajar, dan memanjang. Graben juga disebut dg slenk atau terban.
6.      Step Faulting
Step Faulting adalah seperangkat gejala besar turun dengan arah lemparan yg sama seperti anak tangga, maka juga sesar bentuk tangga,contohnya : jalur batuagung yg memanjang dari Kab.Gunungkidul hingga Kab.Bantul, Yogyakarta.

a.      Jenis-jenis Patahan yang Mengakibatkan Gempa
Patahan adalah retakan atau zona retakan antara dua bongkahan batuan. Keberadaan patahan ini menjadikan kedua blok batuan bisa bergerak satu sama lain. Gerakan batuan ini bisa begitu cepat, yaitu dalam bentuk gempa. Gerakannya bisa juga sangat lambat yang disebut gerakan ‘rangkak’ (creep). Panjang patahan-patahan ini bisa dalam rentang milimeter hingga ribuan kilometer. Dalam waktu geologis, banyak patahan menghasilkan gerakan perpindahan yang berulang-ulang.
Gambar : patahan san andreas, USA

Pada sebuah gempa, batuan pada salah satu sisi patahan tergelincir dengan tiba-tiba pada bongkahan batuan lainnya. Permukaan patahan dapat berupa bidang horisontal, vertikal, atau memiliki sudut tidak teratur di antara kedua bongkahan.
Sudut patahan terhadap permukaan (disebut sebagai dip) dan arah geliciran sepanjang patahan dipakai geologist untuk membedakan jenis-jenis patahan. Patahan yang bergerak di sepanjang arah bidang dip disebut sebagai patahan dip-slip. Patahan ini dapat dibagi dalam dua jenis: normal (sesar turun) dan  reverse (sesar naik) tergantung dari gerakannya. Patahan yang bergerak horisontal disebut sebagai patahan strike-slip (sesar geser) dan dapat dibagi ataus atas dua jenis: right-lateral (sesar laterall kanan) atau left-lateral (sesar lateral kiri). Patahan yang bergerak di sepanjang arah dip dan juga bergerak horisontal disebut patahan oblique-slip (sesar miring).\
1.      Patahan normal
Patahan normal adalah patahan dip-slip dimana bongkahan batuan yang ada di bagian atas tergelincir ke arah bawah relatif terhadap bongkahan batuan di bawahnya. Tipe ini terdapat di sepanjang sistem bubungan lautan dan akibat tarikan yang terjadi pada mantel bumi.

2.      Patahan reverse
Patahan reerse adalah patahan dip-slip dimana bongkahan paling atas di atas bidang patahan bergerak naik di atas bongkahan di bawahnya. Patahan jenis ini biasanya terjadi di daerah tertekan, yakni di daerah pertemuan lempeng yang salah satu lempeng ditujam oleh lempeng lainnya. Subduksi Sumatera dan Jepang merupakan patahan reverse. Jika sudut dip sangat landai, patahan reverse ini sering disebut sebagai patahan thrust.
3.      Patahan strike-strip (sesar geser)
Patahan strike-strip adalah patahan dimana kedua bongkahan batuan bergeser satu sama lain dalam arah horisontal. Patahan tipe ini dibagi menjadi patahan right-lateral atau left-lateral tergantung arah dari gerakan dari bongkahan pada sisi yang lebih jauh dari titik padangan jika seseorang melihat gerakannya dari sisi lainnya. Patahan besar Sumatera yang membelah Pulau Sumatera merupakan patahan strike slip (sesar geser).
4.      Patahan Oblique (Patahan/sesar miring)
Patahan oblique adalah patahan yang bergerak di sepanjang arah dip dan juga bergerak horisontal.

                        Gambar :patahan besar sumatra (patahan semako)


b.      Tenaga eksogen
Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
·         Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
·         Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.
·         Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengerusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan,
pengikisan (erosi) dan pengendapan.

1.      Pelapukan
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
·         Sinar matahari
·         Ai
·         Gletser
·         reaksi kimiawi
·         kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur daridaerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangatdominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerahsub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja



Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
·         pelapukan fiik atau mekanis
·         pelapukan organis
·         pelapukan kimiawi

·         Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya.
gb0417
 Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
2.      Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
3.      Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
4.      Berubahnya air garam menjadi kristal.
5.      Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
·         Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
 
 Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
·         Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.
 Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a.      Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.
b.      Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c.       Stalaktit dan Stalakmit
adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
2.      Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
a.      Erosi Air
Erosi oleh air adalah  erosi yang di sebabkan oleh air atau air hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama pada tanah yang gundul.
·           Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
b.      Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
c.       Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :


·           warna air yang mengalir berwarna coklat
·           warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
·           kesuburan tanah berkurang
d.      Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
e.       Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
·           Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
a.       Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
·         Tebing sungai semakin dalam
·         Lembah semakin curam
·         Pembentukan gua
b.      Pengikisan oleh air laut (abrasi)
Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang Terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke arah daratan. Pantai memiliki jenis batuan yang berselang seling antara batuan resisten dan tidak resisten. Pada batuan yang tidak resisten akan dengan mudah tererosi, sedangkan batuan yang resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, pada batuan yang tidak resisten akan terbentuk teluk yang menjorok ke daratan pada batuan yang resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke laut.

c.       Akibat Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1.      Dinding pantai yang curam
2.      Relung ( lekukan pada dinding tebing)
3.      Gua pantai
4.      Batu layar
5.       Cliff

A.      EROSI OLEH ANGIN (korasi)
Erosi oleh angin adalah pengikisan yang disebabkan oleh angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-partikel halus batuan di daerah tersebut sehingga membentuk suatu formasi, misalnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai. Pengikisan oleh angin ( erosi angin biasanya terjadi di gurun ) dapat mengakibatkan :
a.       Batu jamur
b.      Ngarai
Ngarai atau disebut sebagai canyon dalam bahasa Inggris Amerika atau cañon dari bahasa Spanyol, adalah sebuah lembah dalam bersisi terjal yang terbentuk akibat erosi air sungai.

1.      Erosi oleh es/gletser
Erosi oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim. Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok kelok.
2.      Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang bergerak terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang disebabkan oleh gaya berat .Erosi  ini akan berlangsung sangat cepat sehingga dapat menimbulkan  bencana longsor.
3.      Sedimentasi ( pengendapan )
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin .
Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
Pengendapan air ( akuatik)
a)    Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander.
 Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisandan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yangterjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.
b)   Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan – lapisan sedimen.
Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

c)    Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut,bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi  sungai.
Akibatnya, terbentuk suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.

Pengendapan air laut ( sedimen marine)
Seluruh permukaan dasar lautan ditutupi oleh partikel-partikel sedimen yang telah diendapkan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-juta tahun.
 Sedimen terutama terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batu-batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka-rangka dari organisme. Semakin dalam laut sedimen akan lebih halus, sedangkan pantai-pantai ditutupi oleh jenis partikel yang lebih besar yang terdiri dari sedimen kasar.
a)    Slip dan Tombolo
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alamhasil pengendapan oleh air laut, Antara lain pesisir, spit, tombolo, danpenghalang pantai.Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjad perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu Disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).
Apabila di sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.
c. Pengendapan Angin (sedimen aeolis)
Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di sua tu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.
 d. Pengendapan oleh gletser
Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U.
Dampak positif tenaga eksogen antara lain:
1. Memunculkan habitat.
2. Memperluas daratan di bumi.
3. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa merugikan manusia. Dampak negatif tersebut antara lain:
1.      Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2.       Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan  pendangkalan dasar sungai.
3.       Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam

c. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) 

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
d. Teori Konveksi (Convection Theory) 

Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua. Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
e. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory) 

Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng- lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
  1. Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. 
  2. Divergensi, yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). 
  3. Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).
konvergen
Konvergensi

divergen
Divergensi

transform
Sesar Mendatar (Transform)